Menara Eifel Maskot Kota Paris di Perancis (Ikang Fawzi & Marissa Haque)

Menara Eifel Maskot Kota Paris di Perancis (Ikang Fawzi & Marissa Haque)
Ikang Fawzi & Marissa Haque: Kami Sedang Menabung untuk Kembali Merayakan Cinta di Paris, Perancis (25 Tahun Pernikahan Sejak 3-7-1986)

Ikang Fawzi & Marissa Haque, Sept 1986 di Paris, Perancis

Ikang Fawzi & Marissa Haque, Sept 1986 di Paris, Perancis
Bulan Madu Pernikahan Siri Kami, Ikang Fawzi & Marissa Haque, Sept 1986 di Paris, Perancis

Lagu Michelle Ma Belle Diplesetkan Ikang Fawzi jadi Marissa Ma Belle

Lagu Michelle Ma Belle Diplesetkan Ikang Fawzi jadi Marissa Ma Belle
Lagu Michelle Ma Belle Diplesetkan Ikang Fawzi jadi Marissa Ma Belle

Dilukis Berdua di Mon Martre, Perancis, 1986, Ikang Fawzi & Marissa Haque, Paris

Dilukis Berdua di Mon Martre,  Perancis, 1986, Ikang Fawzi & Marissa Haque, Paris
Dilukis Berdua di Mon Martre, Perancis, 1986, Ikang Fawzi & Marissa Haque, Paris

Carla Bruni - Quelqu'un m'a dit adalah Favorit Marissa Haque Fawzi

Carla Bruni - Quelqu'un m'a dit adalah Favorit Marissa Haque Fawzi

Membawa ke Perancis, 1986, Ikang Fawzi & Marissa Haque, Hasil dari Kesuksesan Album "Preman"

Membawa ke Perancis, 1986, Ikang Fawzi & Marissa Haque, Hasil dari Kesuksesan Album "Preman"
Membawa ke Perancis, 1986, Ikang Fawzi & Marissa Haque, Hasil dari Kesuksesan Album "Preman", Produksi Jackson Record

Lagu Michelle Ma Belle Diplesetkan Ikang Fawzi jadi Marissa Ma Belle: Marissa Haque

Lagu Michelle Ma Belle Diplesetkan Ikang Fawzi jadi Marissa Ma Belle: Marissa Haque
Lagu Michelle Ma Belle Diplesetkan Ikang Fawzi jadi Marissa Ma Belle: Marissa Haque

Lagu Michelle Ma Belle Diplesetkan Ikang Fawzi jadi Marissa Ma Belle: Marissa Haque

Lagu Michelle Ma Belle Diplesetkan Ikang Fawzi jadi Marissa Ma Belle: Marissa Haque
Lagu Michelle Ma Belle Diplesetkan Ikang Fawzi jadi Marissa Ma Belle: Marissa Haque

Paris, Perancis, dan Rencana Celebrate utk Anniversary 25 Tahun: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Paris, Perancis, dan Rencana Celebrate utk Anniversary 25 Tahun: Marissa Haque & Ikang Fawzi
Paris, Perancis, dan Rencana Celebrate utk Anniversary 25 Tahun: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Daya Tarik si Leher Jenjang ala Perancis Marissa Haque

Daya Tarik si Leher Jenjang ala Perancis Marissa Haque
Menurun ke Chikita Fawzi Putri ke 2, Daya Tarik si Leher Jenjang ala Perancis Marissa Haque
Tampilkan postingan dengan label chikita fawzi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label chikita fawzi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Agustus 2011

Senin, 11 Juli 2011

Tiga Ipar Berbahasa Perancis Haque Bersatu dalam BIL Project (the Brother in Law)

Ikang Fawzi is Back!


YA, rocker matang era-80an itu rupanya gatal berteriak dan berjingkrak seperti pada masa kejayaaanya dulu. Suami aktris senior Marissa Haque itu memutuskan untuk kembali eksis di industri musik Tanah Air.

Ikang-Fawzi-Anggie-BI"Main musik itu suatu berkah untuk orang lain, makanya saya pun merasa bersalah kalau enggak bisa menghasilkan sebuah karya lagi, jadi saya putuskan untuk aktif (menyanyi) lagi," bilang Ikang saat menggelar konser "Go Clean" di Gedung Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Akan tetapi, rocker yang identik dengan lagu Preman itu tak kembali ke panggung musik dengan bersolo karier. Kali ini, dia turut mengajak saudara-saudara iparnya, yakni Ekki Soekarno (suami Soraya Haque) dan Gilang Ramadhan (suami Shahnaz Haque) membentuk sebuah band bernama Brother In Law (BIL) Project.

Konsep untuk membentuk band dengan saudara ipar sudah lama direncanakan pria berusia 51 tahun ini. Namun, baru tahun ini pelantun soundtrack film legendaris Catatan Si Boy itu berhasil mengajak mereka mengeluarkan sebuah album.

"Kita udah dari 10 tahun lalu ngeband bareng, tapi baru bisa bikin album ya sekarang. Karena memang semakin tua kesibukan bukannya makin berkurang, malah bertambah. Jadinya agak susah untuk bisa ketemu setiap hari di studio," beber Ikang.

Bersama Ekki dan Gilang di BIL Project, Ikang berhasil merilis singel berjudul Hancur Hatiku. Melalui lagu tersebut, Ikang kembali menyuguhkan nuansa musik rock ala tahun 1980-an.

"Tiga Ipar Berbahasa Perancis Haque Bersatu dalam BIL Project (the Brother in Law)"

Jumat, 27 Mei 2011

Anggun C. Sasmi Masih Tetap Rendah Hati (Walau Lama Tinggal di Paris-Perancis)

27 May 2011 




Masih ingat band Testament atau Anthrax?” tanya saya pada Anggun C. Sasmi di pool side hotel Mandarin sore kemarin.

“Masih dong!” jawabnya sambil melebarkan senyum

Begitulah kalimat pembuka saya pada Anggun. Berharap pertanyaan itu berhasil mengenang perjumpaan saya dengannya beberapa puluh tahun lalu. Saya yakin, Anggun pasti tak ingat saya. Tentu hal tersebut saya bisa maklumi, karena ia sudah milik dunia dan ribuan orang –termasuk wartawan- sudah pernah bercakap-cakap dengannya. Namun buat saya, pertanyaan tersebut membuat kami akrab kembali seperti dahulu kala. 

Testament dan Anthrax yang menjadi awal pembuka percakapan saya dengan Anggun tak lain adalah dua band favorit perempuan kelahiran Jakarta, 29 April 1974 ini. Kebetulan pula, dahulu menjadi band favorit saya. 

Sekadar info, Testament itu adalah band trash metal dari Amerika yang dibentuk di Berkeley, California tahun 1983. Personilnya Eric Peterson (gitar), Derrick Ramirez (vokalis), Greg Chritian (basist), dan Mike Ronchette (drummer). Album Testament yang sempat saya bahas dengan Anggun adalah Legacy. Sementara Anthrax juga merupakan band thrash metal dari New York, Amerika Serikat. Mereka disebut sebagai salah satu dari “empat besar” thrash metal bersama dengan Metallica, Slayer, dan Megadeth

Bertemu dengan perempuan satu ini memang seperti mengingatkan beberapa puluh tahun lalu, ketika saya pertama kali bekerja sebagai reporter majalah remaja HAI. Alkisah, saat itu saya ditugasi oleh Redaksi Pelaksana (Redpel) untuk menginterview perempuan yang tahun 90-an dikenal sebagai ladies rocker.
1306475159636711736

Anggun Cipta Sasmi, begitulah nama panjang perempuan asal Indonesia yang saat ini memiliki kewarganegaraan Perancis ini. Ia adalah putri dari Darto Singo, seorang seniman Indonesia dan Dien Herdina, seorang perempuan yang masih kerabat Keraton Yogyakarta. Saya beruntung sekali mendapat tugas menginterview Anggun saat menjadi Reporter. Pasalnya, saya tak pernah tahu jika kelak ia menjadi salah satu penyanyi Indonesia yang berhasil menembus dunia internasional.

Anggun mengawali karier lewat penampilannya di panggung Ancol. Saat itu usianya masih 7 tahun. Dua tahun kemudian ia rekaman album anak-anak. Di bawah bimbingan musisi rock handal, Ian Antono, Anggun memulai debutnya lewat album Dunia Aku Punya (1986). Di usianya yang relatif muda, ia telah berhasil menggapai puncak popularitasnya sebagai penyanyi rock di Indonesia, Hal tersebut terbukti dengan meraih penghargaan “Artis Indonesia Terpopuler 1990-1991″. Salah satu lagunya menjadi lagu legenda…

Melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi
Terlelap dalam, lautan emosi
Setelah aku sadar diri kau t’lah jauh pergi
Tiggalkan mimpi yang tiada bertepi

Pada tahun 1994, Anggun memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan mewujudkan impiannya menjadi artis bertaraf internasional. Dengan bantuan Erick Benzi, seorang komposer besar Perancis, pada 24 Juni 1997, Anggun berhasil merilis album internasional pertamanya: Au nom de la lune yang dirilis ke pasaran Perancis

Singel pertama Anggun di album tersebut, La neige au Sahara, ternyata disukai oleh peminat musik, mulai dari Perancis hingga Belgia, Swiss dan Kanada. Singel ini tercatat sebagai lagu yang paling sering diputar di radio-radio Perancis tahun 1997 dan menjadi salah satu Hit Summer ‘97. Album Au nom de la lune yang memuat elemen world music plus instrumen tradisional Indonesia (tambur, seruling, kemiri) ini berhasil terjual lebih dari 150.000 kopi di Perancis dan Belgia. Kesuksesan tersebut membuat Anggun dikenal sebagai seorang artis berbangsa Indonesia pertama yang sejajar dengan artis-artis Perancis.
Setahun berikutnya, Anggun meluncurkan versi bahasa Inggris dari album pertamanya lewat Epic Records. Judulnya Snow on the Sahara. Album ini dirilis resmi di lebih dari 33 negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Seperti juga sebelumnya, album ini meraih kesuksesan dengan penjualan yangmencapai lebih dari satu juta keping., menjadikan Anggun sebagai penyanyi Asia terlaris di luar Asia. Singel Snow on the Sahara itu sendiri menjadi hit dan mencapai posisi puncak di 15 negara, termasuk Italia dan Spanyol. Bahkan pada 1999, singel tersebut duduk di posisi Top 5 pada UK Club Charts di Inggris

Sukses dengan album Snow on the Sahara, Anggun melakukan tour selama sembilan bulan keliling negara Amerika untuk promosi album. Saat promosi album, ia diundang oleh penyanyi Sarah McLachlan untuk tampil di Lilith Fair, sebuah festival musik wanita berkeliling Amerika. Anggun juga tampil di acara New York Sessions at West 54th. Ia menjadi satu-satunya penyanyi Asia yang mendapat kehormatan tampil pada acara Divas Live di Las Vegas

Kemarin (26/5), saya kembali bertemu dengan Anggun. Beruntung sekali saya bisa menggantikan seorang Sutradara yang kebetulan berhalangan akan melakukan shooting Anggun sore itu. Sebagai Sutradara pengganti, saya akhirnya dipertemukan lagi dengan perempuan yang di Indonesia dikenal dengan Mimpi dan Tua-Tua Keladi ini. Memang, beberapa kali Anggun ke Jakarta, tetapi saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya. Harap maklum, saat ini saya bukan Reporter atau Wartawan. Lebih dari itu, saya pun tidak punya kepentingan untuk bertemu dengannya.

“Waktu interview, kamu pake celana pendek dan kaos oblong,” ujar saya mencoba mengingatkan kenangan itu. “Kita interview di rumah kamu di jalan Tegalan, Matraman. Kamu masih punya rumah di situ?”
“Wah, sudah lama dibogkar,” ujar Anggun.

Saya sangat mengerti, ia kini sudah memiliki management kelas dunia yang jauh lebih profesional dengan jadwal yang sudah ter-schedule dengan padat. Tak heran, waktu shooting kami hanya dibatasi cuma 1 jam. Obrolan saya pun tidak sesantai dahulu kala. Meski begitu, Anggun ternyata masih tetap rendah hati. Ia seperti yang dulu, meski sudah mendapat cap penyanyi kelas dunia.

Lucu Juga! (Berbalas ‘Pantun’ untuk Fitnah di detik.com tentang Keturunan Yahudi *)


"Terimakasih Perancis untuk Bentuk Leher dan Hidungku: Marissa Haque"

Terimakasih Perancis...terimakasih ...

Ya Allah... kelu terasa lidah ini kala seorang sahabat almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh dari PKS suatu saat di Komisi 8 DPR RI saat lalu mengingatkan kepadaku, sebagai berikut: "... mbak Icha...Hai Ukhti Marissa Haque...pernahkah kamu sadari bahwa bentuk leher jenjangmu itu, serta bentuk cuping hidung mu itu adalah anugerah luar biasa dari Allah Azza wa Jalla melalui nenek Perancis-Belanda-mu kepadamu agar kamu mampu bersyukur. Bahwa semuanya hanyalah titipan-Nya semata, tidak lebih! Serta janganlah kau bersombong oleh karenanya..."
Ya Allah aku ingin selalu bersyukur setiap detik... I love Thee every second...
Allahu Akbar!
Memang ... saya sering diledek oleh oknum tertentu kalau suara saya tak merdu serta tak mampu bernyanyi. Hehe...biarlah... walau sebenarnya, saya memang sangat ingin mampu bernyanyi sebagaimana halnya Ikang Fawzi suamiku, Bella dan Kiki kedua anak-anakku, atau kerabat lain yang dekat di hati.  Namun tentu, tak bisa bernyanyi bukan berarti dunia berhenti berputar! Juga tak lantas membuatku bersedih. Karena bukan rezekiku dan menerima takdir bahwa Allah SWT ternyata memang tidak menitipi bakat bernyanyi untukku. Not a big deal-lah! Namun apapun yang dititipkan-Nya serta yang embeded (melekat) dalam diri ini sselamanya akan menjadi 'penanda' bagi seluruh kehidupanku. Alhamdulillaaaaaah... selalu kusyukuri setiap detiknya dengan sepenuh jiwa raga.
Terimakasih Ya Allah... Terimakasih Perancis Terimakasih Papa dan Mama, terimakasih Opa dan Oma, terimakasih Eyang Kakung dan Eyang Putri... matur nuwun sanget nggih... jazakumullah khoir... mercy beaucoup...

Oma Charlotte...Opa Sirajul... I will see both of you one day.

Papa Allen... I owe you and I miss you so much... terimakasih untuk darah India (Islam), dari Opa Sirajul Haque dan  darah Belanda-Perancis (Katolik cum Mu'alaf Islam) dari Oma Charlotte Louis Poittier yang mengalir melaluimu. Juga darah Jawa-timuran (Madura) dari Mama Mieke. Nama Islam Papa Allen yang tertulis sebagai Misbah Ul Haque sangat indah, dan kata Pak Ustad Rodzi di Malang, Jatim bermakna lampu terang yang menerangi hak! Tak heran Pa...kalau dalam hidup saya selalu ingin menerangi banyak sudut gelap dalam hidup ini. Allahu Akbar!
Luv u full Pa... Ma...


dan

* Yang bukan-bukan saja bagi mereka yang iseng melempar isu tersebut. Patut diduga bahwa mereka kelebihan waktu (mungkin juga  pengangguran), sampai tega mengatakan saya keturunan Yahudi... masya Allah...

Namun saya memaafkan anda! Semoga tulisan mini-ringan ini dapat menerangi anda saudaraku... istighfar segera ya kalau anda seorang Muslim! > (berita didapatlan di: http://forum.detik.com/showthread.php?p=13284413)

Ambassade d'Indonésie en France dalam Keluarga Haque: Marissa Haque & Ikang Fawzi


 Ambassade d'Indonésie en France dapat dicari dalam alamat situs: http://www.amb-indonesie.fr

Sangat menarik ketika mengetahui bahwa ketiga suami kakak-beradik Haque yang terdiri dari: (1) Marissa; (2) Soraya; dan (3) Shahnaz ternyata saat ngerumpikan para istri memakai Bahasa Perancis. Rupanya ketiga personil BIL (Brother in Law) tersebut memiliki pengalaman masa kecil yang mirip, yaitu: (1) pernah tinggal di luar Indonesia; (2) LN nya berbahasa pengantar Perancis; (3) orang tua bekerja sebagai diplomat atau atache militer.

Semisal Ikang Fawzi sebagai menantu pertama keluarga Haque bertempat tinggal dan sekolah di kota Brussels, Belgium, lalu Ekki Soekarno menantu kedua yang ayahnya seorang Jendral Angkatan Darat (sebagai Atache Militer) bertempat tinggal dan sekolah di kota Aljae, ALjazair, dan menantu terakhir alias ketiga bertempat tinggal dan sekolah di kotaParis, Perancis.

Sementara ketiga dara Haque, wsekalipun memiliki darah Perancis dari jalur Ayahnya--sang neenk yang mantan biarawati Katolik dari Bourdeaux, Perancis bernama Charlotte Louis Poittier--tidak lancar atau bahkan tidak bisa berbahasa Perancis. Sayang memang... Namun Marissa Haque dan Isabella Fawzi putri sulungnya berencana serius tahun ini memulai kursus berbahasa Perancis dasar di CCF, Kebayoran Baru, Jaksel...

Serba Info dari Perancis: dalam Marissa Haque & Ikang Fawzi

 
Pembangunan yang berkelanjutan

Agence de l environnement et de la maîtrise de l énergie (ADEME)
 
Agriculteurs français et développement international (AFDI)
 
Association française des volontaires du progrès (AFVP)
 
Bureau du Développement des Productions Agricoles (BDPA)
 
BCEOM Société française d ingénierie
 
Centre de coopération internationale en recherche agronomique pour le développement (CIRAD)
 
Centre international de coopération pour le développement agricole (CICDA)
 
Centre national d études agronomiques des régions chaudes (CNEARC)
 
Développement des Agros-Industries du Sud (DAGRIS)
 
Groupe de recherches et d échanges technologiques (GRET)
 
Institut de recherches pour le développement (IRD)
 
Institut des sciences et des techniques de l équipemement et de l environnement pour le développement (ISTED)
 
Institut français de recherche pour l exploitation de la mer (IFREMER)
 
Institut géographique national (IGN)
 
Institut national de la recherche agronomique (INRA)
 
Inter-Réseaux
 
Office international de l éau
 
Vétérinaires sans frontières
 
 
Ekonomi dan keuangan

Centre des études financières, économiques et bancaires (CEFEB)
 
Développement et insertion internationale (DIAL)
 
Fondation nationale pour l enseignement de la gestion en entreprise (FNEGE)
 
GIP ADETEF (Assistance au développement des échanges en technologies économiques et financières)
 
 
Kebudayaan

Ministère de la culture
 
Association pour la diffusion de la pensée française (ADPF)
 
Association française d action artistique (AFAA)
 
Bureau international de l édition française (BIEF)
bief.org
 
Bureau Export de la musique française
 
Centre national de la cinématographie (CNC)
 
Centre national des arts plastiques (CNAP)
 
Centre national du livre
 
Cinémathèque française
 
Cité internationale des arts
 
Europa Cinémas
 
Francophonie diffusion
 
Institut du Monde Arabe (IMA)
 
Institut national d histoire de l art
 
Maison des cultures du monde
 
Relais Culture Europe
 
Société des auteurs, compositeurs, éditeurs de musique (SACEM)
 
Syndicat national de l édition phonographique (SNEP)
 
Unifrance Film international
 
Formation artistiques et culturelles en France destiné aux professionnels étrangers
 
 
Media

Association française de nommage internet en coopération (AFNIC)
 
ARTE
 
Canal France International (CFI)
 
Centre de formation et de perfectionnement des journalistes (CFPJ)
 
Ecole supérieure de journalisme de Lille
 
France Télévisions
 
Institut national de l audiovisuel (INA)
 
Radio France International (RFI)
 
TV France international (TVFI)
 
TV5
 
 

Promosi Bahasa Prancis dan Frankofoni: dalam Marissa Haque & Ikang Fawzi


Agence intergouvernementale de la Francophonie (AIF)
Alliance française
www.alliancefr.org
Fédération internationale des professeurs de français (FIPF)
 

isabella fawzi di ccf jakarta (FIB UI)

isabella fawzi di ccf jakarta (FIB UI)
isabella fawzi di ccf jakarta (FIB UI)

Menara Eifel, Ikang Fawzi dan Marissa Haque, 1986, Paris, Perancis

Menara Eifel,  Ikang Fawzi dan Marissa Haque, 1986, Paris, Perancis
Menara Eifel, Ikang Fawzi dan Marissa Haque, 1986, Paris, Perancis

Neneknya Marissa Haque, (alm) Charlotte Louis Poittier asal Perancis-Belanda, saat Muda

Neneknya Marissa Haque, (alm) Charlotte Louis Poittier asal Perancis-Belanda, saat Muda
Neneknya Marissa Haque, (alm) Charlotte Louis Poittier asal Perancis-Belanda, saat Muda

Masa Kecil Ikang Fawzi bersama Keluarga DEPLU nya di Belgium Berpengantar Bahasa Perancis

Masa Kecil Ikang Fawzi bersama Keluarga DEPLU nya di Belgium Berpengantar Bahasa Perancis
Masa Kecil Ikang Fawzi bersama Keluarga DEPLU nya di Belgium Berpengantar Bahasa Perancis

Ikang Fawzi Peraih Penjualan Terbanyak Album Preman, Mengantarkannya Keliling Eropa bersama Marissa

Ikang Fawzi Peraih Penjualan Terbanyak Album Preman, Mengantarkannya Keliling Eropa bersama Marissa
Ikang Fawzi Peraih Penjualan Terbanyak Album Preman, Mengantarkannya Keliling Eropa bersama Marissa Haque, Jackson Record

Entri Populer